PENDAHULUAN
Cost controll/
pengendalian biaya adalah suatu hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan.
Pengendalian pada dasarnya dapat dibagi berdasarkan beberapa fungsi antara
lain:
a. Fungi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan
fungsi ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
b. Fungsi Pengawasan
pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi/
apa yang terjadi dan diraih dengan apa yang sebelumnya dianggarkan, apakah
dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja
dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari
kesalahan akan tetapi mencegah dan nemperbaiki kesalahan. Namun sering terjadi, fungsi pengawasan itu
disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat
menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat, pada hal tujuan
pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.
c. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan
tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya
koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan
rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya.
Cost Controll sangat berperan dalam hal pengamanan
harta/ kas (setara kas lainnya) perusahaan, karena setiap aktivitas financing
yang sifatnya consumable ataupun inventalisir dapat dimonitor melalui Cost
Controller. Namun semuanya tergantung dari pihak management sendiri, mau dibawa
kemana arah pekerjaan serta batasan/ wewenang unit Cost Controll itu sendiri,
karena menurut pengalaman saya, terkadang standard pekerjaan Cost Controll itu
justru berbenturan dengan keputusan management tertentu, dimana bagian Cost
Controll lebih mengutamakan efesiensi yang tepat dan terarah. Akankah cost
controll diberikan wewenang untuk membatalkan pembelian suatu barang, yang
sudah disetujui oleh manager suatau bagian, dengan alasan efesiensi atau
melihat kegunanaan dari barang tersebut.
Dalam aktivitasnya pekerjaanya Cost Controll itu
harus didasari oleh beberapa hal antara lain:
- Kejujuran
- Independensi
dan yang tak kalah penting adalah
- Fact management.
Hal tersebut diatas berlaku untuk semua jenis usaha
termasuk usaha yang bergerak di bidang pelayanan/ makanan (restoran)
Sedangkan konsep pekerjaan yang menurut saya perlu
dilakukan pada perusahaan pelayanan makanan/ restoran adalah:
- Reviewer – Comperhensive.
Memastikan kebenaran dari setiap transaksi (terutama transaksi
pengeluaran/ Pembelian)
- Comparing
data,
- Double
Controll.
ISI
I. Variabel
yang mungkin di kendalikan
- Pembelian
yang terencana/ sesuai dengan prosedur lengkap (melalui PO/ Purcchase
Order)
- Pembelian
yang sifatnya CITO (Pada umumnya jumlahnya tidak terlalu signifikan,
tergantung batasan yang diberikan magement).
Dari kedua sifat pembelian barang tersebut,
didalamnya terdapat beberapa klasifikasi - variabel antara lain:
BIAYA INVENTARIS
INVENTARIS
PELAYANAN RESTORAN
|
Pembelian meja
|
Pembelian kursi/
sofa
|
Pembelian peralatan
makan
|
Pembelian alat
memasak
|
Pembelian alat
kebersihan
Pembelian lemari
penyimpanan makanan
Pembelian seragam
karyawan
|
INVENTARIS PEMELIHARAAN
RESTORAN
|
Pembelian
peralatan maintenance
|
Pembelian
peralatan gedung
|
INVENTARIS
ADMINISTRASI
|
Pembelian komputer
untuk billing
|
Pembelian sistem
billing
|
Pembelian alat
cetak billing
|
Pembelian
lemari tempat file
|
Pembelian meja
untuk kantor/ karyawan
|
Pembelian
kursi kerja untuk karyawan
|
Pembelian
kursi tamu
|
Biaya discount
yang sengaja diberikan
|
BIAYA
OPERASIONAL
DIRRECT
OPERATION
|
OPERASIONAL
PELAYANAN
|
Biaya Bahan
|
Pembelian Beras
|
Pembelian Daging/
sejenisnya
|
Pembelian Sayur-sayuran/
sejenisnya
|
Pembelian Alat
makan (consumable)
|
Pembelian Bumbu
utama (sebelum penyajian)
|
Pembelian Bumbu
pelengkap (setelah penyajian)
|
Pembelian
perlengkapan kebersihan
|
Pembelian
perlengkapan makan konsumen
|
Biaya Gas/ bahan baker untuk memasak
|
Gaji koki
|
Gaji pelayan
Gaji karyawan
lainnya
|
Biaya
Penyusutan Sarana
|
Penyusutan
peralatan dan alat masak
|
Penyusutan
peralatan dan bangunan
|
Penyusutan
peralatan fisik lainnya
|
Biaya
Pemeliharaan Sarana
|
Biaya
pemeliharaan - gedung dan bangunan
|
Biaya
pemeliharaan – peralatan masak
|
Biaya
pemeliharaan - peralatan non masak
|
Biaya
pemeliharaan - kendaraan
|
Pembelian
perlengkapan listrik
|
Pembelian
perlengkapan perbaikan
|
Pembelian
perlengkapan kendaraan
|
Biaya
Asuransi
|
Biaya asuransi
|
Biaya
Langganan Daya dan Jasa
|
Biaya rekening
listrik
|
Biaya rekening
air
|
Biaya rekening
telephone
|
Biaya
pemakaian telephon seluler
|
Biaya
Outsourcing
|
Langgganan
lainnya
|
OPERASIONAL
UMUM DAN ADMINISTRASI
|
Biaya
Administrasi / Kantor
|
Pembelian ATK
|
Pembelian
perlengkapan IT/ Komputer
|
Pembelian
buku-buku cara memasak/ penyajian makanan yang baik
|
Pencetakan
daftar pesanan konsumen
|
Biaya
langganan media
|
Biaya
transportasi
|
Biaya parkir
|
Biaya
penginapan/ hotel (untuk dinas)
|
Pembelian benda
pos
|
Biaya
pengiriman
|
Biaya
pengurusan perijinan
|
Biaya kartu
kredit
|
Biaya
administrasi bank
|
Pembelian
makanan dan minuman/ snack
|
Biaya
penyewaan
|
Biaya
koordinasi
|
Biaya
sumbangan – social
|
Biaya
Promosi
|
Biaya
pencetakan brosur
|
Biaya pemasangan
iklan
|
Biaya
pencetakan lainnya
|
Biaya humas
|
Biaya
pembelian suvenir
|
Biaya
pelaksanaan seminar
|
Biaya
pembuatan iklan/ spanduk
|
Biaya Pajak
Biaya PPh 21
|
Biaya PPh 24
|
Biaya PPh 26
Bunga pinjaman bank
|
Biaya PPh
final
|
Biaya PPNdN
|
Biaya PBB
|
Biaya pajak
air tanah
|
Biaya pajak
lainnya
|
Variable-variabel tersebut diatas dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi dilapangan, namun secara
garis besar segala bentuk pengeluaran harus dilakukan kontrol yang tepat.
Pihak managemen juga harus memberikan batasan
tertentu untuk beberapa variable pengeluaran tersebut. Dan sebaiknya ada pula
persentase varian yang masih diterima. Menurut saya varian tersebut tidak boleh
lebih dari 10%.
II. Problem
yang muncul.
Dalam pelaksanan kendali terhadap biaya yang timbul
terkadang ditemukan beberapa masalah/ problem. Dari pengalaman cost control
beberapa masalah yang sering timbul yang mungkin bisa jadi akan timbul di dalam
badan usaha restoran adalah (dapat diterangakan lebih lanjut bila diperlukan):
- Pelanggaran
prosedur pengeluaran
- Otorisasi
yang tidak benar
- Manipulasi
data
- Over Budget
- Kesalahan
pencatatan.
- Pemamfaatan
asset perusahaan untuk kepentingan pribadi.
- Perbedaan
pendapat antara bagian marketing atau bagian lainnya yang mengeluarkan
sejumlah uang untuk biaya entertain, dengan bagian cost controll yang pada
dasarnya mengutamakan efesiensi biaya demi mencapai target yang maksimal.
III.
Sistematika
- Identifikasi/ memahami aktivitas usaha
dan Standart Operation Procedure, sekaligus memahami dengan benar apa yang
menjadi harapan management/ owner dari unit cost controll.
- Pemeriksaan Invoice/ Faktur/ Bon/
Kwitansi sebelum pengeluaran pembelian tersebut diakui/ dicatan sebagai
biaya.
Pemeriksaan
bukti adalah pemeriksaan yang dilakukan secara objektif dan komperhensif terhadap
bukti-bukti fisik atas pengeluaran cash.
Dalam
pemeriksaan bukti ini ada beberapa hal yang memang baik untuk diperhatikan
diantaranya antara lain:
a)
Periksa kwitansi/ invoice transaksi tersebut apakah
sudah layak. Sebaiknya ada stempel atau bukti transaksi yang bersifat
komputerisasi untuk memperkecil kemungkinan manipulasi. Stempel ataupun bukti
yang bersifat komputerisasi bukanlah suatu hal yang mutlak, bon biasa juga
boleh asal memang wajar adanya, selembar kertas yang ditulis tangan ketika
terjadinya proses pengklaiman atas pembelian 2 buah Aqua cup di warung sudah
dapat menjadi bukti. Tetapi sebuah kertas rokok yang ditulis tangan yang
berisikan pembelian 1 unit alat masak tentunya tidak dapat diterima sebagai
bukti. Untuk beberapa jenis bukti klaim tertentu seperti klaim bensin/ bahan
bakaar kendaraan, pada bukti tersebut harus ditulis pula data kilometer saat
pengisian dan nomer plat kendaran yang melakukan pengisian untuk mencegah
penyimpangan dalam pengisian bahan bakar tersebut
b)
Periksa otorisasi/ tanda tangan dari pihak yang
memiliki hak untuk memberikan otorisasi. Otorisasi tidak harus langsung dari
Direktur tetapi dari manager juga boleh tergantung kepada nominal yang
diberikan. Contohnya untuk pembelian ≤Rp 1.000.000.- otorisasi cukup oleh
manager yang bersangkutan, sementara untuk
c)
pembelian diatas
Rp. 1.000.000.- atau pembelian yang sifatnya CITO, Inventas, dan signifikan otorisasinya harus
langsung oleh direkturatau bagian lain yang ditunjuk.
d)
Periksa keakuratan penyajian angka dari setiap
kwitansi, invoice atau bukti transaksi tersebut apakah penjumlahan, perkalian,
atau pengurangannya sudah benar. Kesalahan bisa saja terjadi walaupun sistem
yang dipakai sudah bersifat komputerisasi.
e)
Periksa kewajaran setiap aktivitas pengeluaran cash/
pembelian, apakah barang yang dibeli benar-benar untuk kepentingan perusahaan.
f)
Periksa apakah ada manipulasi angka yang sengaja atau
tidak. Yaitu merubah angaka/ menambahkan angka untuk kepentingan pribadi,
misalkan ketika terjadi proses klaim sebesar 100.000 tetapi pemegang cash
menambahkan angka 0 sehingga angka tersebut menjadi 1.000.000, padahal yang
dibayarkan pemegang cash kepada personil yang mengklaim hanya sebesar 100.000,
sedangkan yang dicatat dalam pembukuan/ pencatatan sebesar 1.000.000 sehingga
selisihnya sebesar 900.000 dipakai untuk kepentingan pribadi.
- Pemeriksaan
Petty cash secara berkala.
Cash
adalah jenis asset yang bersifat likuid, dan jenis asset seperti ini sangat
rentan atas kesalahan baik disengaja atau tidak disengaja. Disengaja dalam hal
ini diibaratkan personil yang memegang cash tersebut memakai uang perusahaan
untuk kepentingan pribadi, pemakaian ini bersifat sementara namun hal ini
merupakan suatu pelanggaran yang akan berpotensi ke tahap pelanggaran
selanjutnya. Sedangkan kesalahan yang tidak disengaja yaitu apabila terjadi
kelebihan bayar atau kekurangan bayar
ketika ada klaim ke pemegang cash oleh pihak lain. Personil wajib untuk
memisahkan uang pribadi dengan uang perusahaan. Apabila karena sesuatu hal maka
pesonil yang memegang cash harus menggunakan uang pribadinya, contohnya untuk
memberikan kembalian kepada personil lain yang melakukan klaim, maka uang
pribadi tersebut harus dengan cepat di kembalikan lagi.
Dalam
pemeriksaan kas ini ada 3 bagian yang harus diperhatikan yang sama pentingnya
yaitu:
- Pemeriksaan Bukti
- Pemeriksaan Fisik Uang
- Pemeriksaan pencatatan
Pemeriksaan
sebaikya tidak dilakukan seorang diri, tetapi dilakukan 2 atau 3 orang untuk
meningkatkan ketelitian dan sebagai saksi atas pemeriksaan.
Pemeriksaan
tersebut harus dilakukan secara tiba-tiba, tanpa sepengetahuan personil yang
memegang cash tersebut dan dilakukan dengan teratur dan berkesinambungan.
Dalam
melakukan pemeriksaan, pemeriksa akan mengisi kertas kerja pemeriksaan dengan
jelas dan bersih, hindari semaksimal mungkin akan coretan-coretan
Sebelum
membahas tentang 3 bagian penting pemeriksaan tersebut, ada beberapa hal yang
perlu diisi/ dilengkapi pemeriksa dalam lembar kertas kerja pemeriksaan, antara
lain:
a)
Mengisi hari/ tanggal, bulan, dan tahun diadakanya
pemeriksaan serta pemeriksaan dilakukan dari pukul berapa sampai pukul berapa.
b)
Tuliskan pemeriksaan cash (cash opname) dilakukan di
bagian/ cabang restoran mana.
c)
Isi kolom jumlah, nominal keping logam dan uang kertas,
selisih (bila ada) dengan rapi dan bersih
d)
Setelah itu berikan nama pemeriksa serta tanda tangan
pemeriksa ditambah dengan nama dan tanda tangan pemegang cash serta nama da
tanda tangan atasan/ manager pada kolom di lembar kertas kerja yang sudah disediakan.
e)
Tuliskan keterangan atas hasil pemeriksaan tersebut
(bial memang ada keterangan yang harus disampaikan)
f)
Sebaiknya pemeriksa mendapatkan copy pencatatan mutasi
kas terakhir pada saat terjadi pemeriksaan, sebagai bahan bukti tambahan pada
pemeriksaan cash selanjutnya dan pemegang cash tersebut mendapkan copy lembar
kertas kerja pemeriksaan yang sudah ditanda-tangani lengkap.
- Pembuatan
Anggaran
Anggaran yang dipandang dari segi manfaat yang ingin
diperoleh pada dasarnya
dibagi dalam tahapan, yaitu :
(1) Anggaran sebagai alat penaksir
(2) Anggaran sebagai plafon dan sekaligus alat
pengatur otorisasi pengeluaran
dana/kas
(3) Anggaran
sebagai alat pengukur efisiensi
Program anggaran akan berhasil apabila memenuhi
syarat-syarat pokok
sebagai berikut:
1. Organisasi Perusahaan yang Sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang disusun
berdasarkan sistem organisasi tertentu, dapat mengadakan pembagian tugas
fungsional dengan jelas, dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab
dengan tegas.
2. Sistem Akuntansi yang Memadai
Keberhasilan program anggaran harus didukung oleh
sistem akuntansi yang memadai, meliputi:
a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran
dengan realisasi yang
akan dicatat oleh akuntansi, sehingga antara anggaran
dengan realisasi dapat
diperbandingkan.
b. Pencatatan akuntansi terhadap transaksi akan
memberikan informasi dari realisasi anggaran.
c. Laporan yang disajikan dapat dibuat sesuai dengan
penentuan tingkat pertanggungjawaban dari bagian atau individu di dalam
perusahaan.
3. Penelitian dan Analisa
Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan
alat pengukur prestasi, yang dapat berupa standar atau taksiran, sehingga
anggaran dapat dipakai dasar analisa untuk mengukur prestasi yang baik.
4. Dukungan dari Para Pelaksana
Anggaran dapat berjalan baik apabila ada dukungan
aktif dari para pelaksana dari tingkat alas maupun bawah, hal ini menyangkut
hubungan antar manusia dalam melaksanakan kegiatan, oleh karena itu patokan
yang dipakai mengukur prestasi dengan adil harus dimiliki.